Wednesday, February 14, 2007

KETIDAKPASTIAN SELALU ADA

Ketidakpastian selalu menyertai apa yang kita lakukan.

Kita tidak tahu rencana Allah.

Itulah yang sering menjadi sumber ketakutan seseorang saat akan mengejar mimpinya. Hal ini juga yang menyebabkan orang takut untuk mengadakan perubahan pada dirinya, karena apa yang akan terjadi setelah perubahan tidak bisa dipastikan. Terutama ketakutan ini sering muncul saat kita akan meninggalkan zona nyaman kita.

Padahal ketidakpastian tidak selalu karena kita bertindak atau melakukan sesuatu perubahan. Kita diam pun, kita tidak bertindak pun ketidakpastian selalu membayangi kita. Misalnya, ada seseorang yang ingin sekali berbisnis, sementara dia saat ini sebagai seorang karyawan. Dia mengurungkan niatnya karena jika dia berwiraswasta tidak pasti akan berhasil. Jika pasti berhasil dia tentu saja akan melakukannya.

Namun seandainya dia tetap menjadi karyawan apakah kepastian menyertainya…?, Tidak, dia mungkin saja dipecat, mungkin saja perusahaannya bangkrut. Jadi apapun pilihan Anda, ketidak- pastian selalu menyertai Anda.

Itulah kehendak Allah, menjadikan sesuatu dengan dua cara, yaitu dengan sebab akibat dan yang kedua ialah menjadikan sesuatu tanpa sebab akibat. Ini juga selaras dengan perintah Allah untuk tetap berikhtiar dan juga dibarengi dengan tawakal.

Oleh karena itu janganlah kita menjadikan alasan ketidak pastian sebagai alasan kita untuk tidak bertindak, karena bagaimanapun Anda dan apapun yang Anda lakukan ketidakpastian selalu saja ada.

Diam tidak pasti, bertindak tidak pasti....

kalau begitu mendingan kita bertindak.

Oleh Rahmat

TERNYATA BAHAGIA DAN SENGSARA ADALAH SEBUAH PILIHAN

Reframing adalah upaya untuk membingkai ulang sebuah kejadian, dengan mengubah sudut pandang. Orang sering menyebutnya berpikir positif. Petik manfaatnya, ambil hikmahnya.

Maka, sesuatu yang negatif bisa tampak bermanfaat dan membahagiakan. Istri yang cerewet, misalnya, tentu ada sisi positif yang bisa dipetik. Sebab, menurut riset, kecerewetan itu membuat anak-anaknya cenderung punya kosakata lebih kaya dan variatif.

Cerita lain diungkap Wiwoho tentang seorang bankir yang keras kepala. Istrinya sangat penurut dan manis terhadap anak-anaknya. Ia punya seorang gadis yang punya sifat kombinasi ayah-ibu. Gadis itu menganggap ayahnya jahat sedangkan ibunya paling baik di dunia. Anehnya, si gadis punya perilaku seperti ayahnya: keras kepala!

Yang jadi soal, pria ini menyalahkan istrinya yang dianggap tak mampu mendidik sehingga anak gadisnya keras kepala. Dan, ia tak menyukai perilaku itu. Problem ini dikonsultasikan pada seorang terapis. Lalu bankir itu diminta mencermati anak gadisnya yang keras kepala dan hidup mandiri.

Keras kepala itu, ''Sesuatu yang bisa menyelamatkan kehidupannya kelak. Bayangkan, betapa berharganya pelajaran Anda bila pada suatu saat anak gadis Anda diajak kencan pria yang bermaksud jelek. Dia akan menolak satu kali, 10, atau 1.000 kali dengan mengatakan 'tidak'. Karena dia keras kepala, sekali bilang 'tidak' akan tetap tidak selamanya,'' ujar si terapis.

Bum!

Bankir itu tersentak. Seketika ia ''mengubah'' sudut pandang. Si anak sendiri tidak berubah. Dunia tidak berubah, tapi persepsi kita yang berubah. Walhasil, senangkah Anda punya anak keras kepala? Tentu saja senang, kalau konteksnya dia mempertahankan religiusitas, nilai-nilai moralitas, dan harga diri.

Memang, ada sisi rasional dan ada sisi spiritual. Ini kisah seorang ustad tentang seorang prajurit yang mengeluh bergaji kecil, sementara keluarganya menuntut sejahtera. Tapi ia tak sudi dijuluki ''batalyon 701'' alias dating pukul 07.00 untuk apel, setelah itu kosong karena ngobyek, dan pukul satu siang kembali untuk apel pulang.

Tuntutan ini diperparah oleh putra si prajurit yang minta dibelikan motor. Si ustad yang juga tentara itu menyarankan agar si prajurit mengolah saja lahan kosong di belakang asrama. ''Hasilnya bisa untuk kamu,'' katanya.

Oke. Kebun itu ditanami dengan semangka. Tiap hari disirami dan dirawat. Celakanya, begitu semangka mau dipetik, sekelompok babi hutan mengacak-acak.Ratusan buah semangka dedel-duel. Prajurit itu lemas, mau nangis. Cobaan hidup tiada habis. Sepertinya, Tuhan tidak merestui. Mau membahagiakan anak saja, kok, susah!

Berminggu-minggu ia membangun harapan, musnah semalaman oleh babi hutan. Menghadapi ''gugatan'' itu, si ustad melihat dari sini lain. Kegagalan panennya itu bukan bentuk kemurkaan Allah. ''Ini justru cinta Allah pada keluarga Bapak. Mahal mana, semangka atau anak Bapak,'' tanya ustad. Anak SLTP semata wayang itu tentu lebih disayangi.

''Seandainya buah semangka itu jadi dipanen, dan hasilnya dibelikan motor, apa tidak malah membuat repot? Motor ini pasti dipakai kebut-kebutan bersama teman-temannya,'' kata si ustad. Motor itu bisa mencelakainya. Mulut bapak dan anak itu seakan terkunci. Gugatannya pada Allah jadi cair.

Hidup ini memang pilihan.

Bahagia atau sengsara juga pilihan.

Namun rasanya lebih sreg bila bukan hanya disikapi dari sisi rasio, juga spiritual yang melibatkan nurani.

WORTEL,TELUR ATAU BIJI KOPI .?

WORTEL,TELUR ATAU BIJI KOPI .?

Seorang anak perempuan mengeluh pada sang ayah tentang kehidupannya yang sangat berat. Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan dan bermaksud untuk menyerah. Ia merasa capai untuk terus berjuang dan berjuang. Bila satu persoalan telah teratasi, maka persoalan yang lain muncul.

Lalu, ayahnya yang seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panic dengan air kemudian menaruh ketiganya di atas api. Segera air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama dimasukkannya beberapa wortel, ke dalam panic kedua dimasukkannya beberapa butir telur. Dan, pada panci terakhir dimasukkannya biji-biji kopi. Lalu dibiarkannya ketiga panci itu beberapa saat tanpa berkata sepatah kata. Sang anak perempuan mengatupkan mulutnya dan menunggu dengan tidak sabar. Ia keheranan melihat apa yang dikerjakan ayahnya.

Setelah sekitar dua puluh menit, ayahnya mematikan kompor. Diambilnya wortel-wortel dan diletakkannya dalam mangkok. Diambilnya pula telur-telur dan ditaruhnya di dalam mangkok. Kemudian dituangkannya juga kopi ke dalam cangkir. Segera sesudah itu ia berbalik kepada putrinya, dan bertanya: "Sayangku, apa yang kaulihat?"

"Wortel, telur, dan kopi," jawab anaknya.

Sang ayah membawa anaknya mendekat dan memintanya meraba wortel. Ia melakukannya dan mendapati wortel-wortel itu terasa lembut. Kemudian sang ayah meminta anaknya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah mengupas kulitnya si anak mendapatkan telur matang yang keras. Yang terakhir sang ayah meminta anaknya menghirup kopi. Ia tersenyum saat mencium aroma kopi yang harum.

Dengan rendah hati ia bertanya "Apa artinya, bapa?" Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda telah merasakan penderitaan yang sama, yakni air yang mendidih, tetapi reaksi masing-masing berbeda. Wortel yang kuat, keras, dan tegar, ternyata setelah dimasak dalam air mendidih menjadi lembut dan lemah. Telur yang rapuh, hanya memiliki kulit luar tipis yang melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah dimasak dalam air mendidih, cairan yang di dalam itu menjadi keras. Sedangkan biji-biji kopi sangat unik. Setelah dimasak dalam air mendidih, kopi itu mengubah air tawar menjadi enak.

"Yang mana engkau, anakku?" sang ayah bertanya. "Ketika penderitaan mengetuk pintu hidupmu, bagaimana reaksimu? Apakah engkau wortel, telur, atau kopi?"

"Bagaimana dengan ANDA, sobat?"

Apakah Anda seperti sebuah wortel, yang kelihatan keras, tetapi saat berhadapan dengan kepedihan dan penderitaan menjadi lembek, lemah,dan kehilangan kekuatan?

Apakah Anda seperti telur, yang mulanya berhati penurut? Apakah engkau tadinya berjiwa lembut, tetapi setelah terjadi kematian, perpecahan,perceraian, atau pemecatan, Anda menjadi keras dan kepala batu? Kulit luar Anda memang tetap sama, tetapi apakah Anda menjadi pahit, tegar hati,serta kepala batu?

Atau apakah Anda seperti biji kopi? Kopi mengubah air panas, hal yang membawa kepedihan itu, bahkan pada saat puncaknya ketika mencapai 100 derajat celcius . Ketika air menjadi panas, rasanya justru menjadi lebih enak. Apabila Anda seperti biji kopi, maka ketika segala hal seolah-olah dalam keadaan yang

terburuk sekalipun Anda dapat menjadi lebih baik dan juga membuat suasana disekitar Anda menjadi lebih baik.

Bagaimana cara Anda menghadapi penderitaan? Apakah seperti wortel, telur, atau biji kopi?

Allah Swt tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya.

Suatu ketika, ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan.Maka, ia bertanya kepada Allah. "Ya Allah, Engkau akan mengirimku ke bumi. Tapi, aku takut, aku masih sangat kecil dan tak berdaya. Siapakah nanti yang akan melindungiku disana?".

Allahpun menjawab. "Diantara semua malaikat-Ku, Aku akan memilih seorang yang khusus untukmu. Dia akan merawatmu dan mengasihimu." Si kecil bertanya lagi, "Tapi, disini, di surga ini, aku tak berbuat apa apa, kecuali tersenyum dan bernyanyi. Semua itu cukup membuatku bahagia. Allahpun menjawab, "Tak apa, malaikatmu itu, akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari. Kamu akan merasakan cinta dan kasih sayang, dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia." Namun si kecil bertanya lagi, "Bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tak tahu bahasa yang mereka pakai?

Allahpun menjawab, "Malaikatmu itu, akan membisikkanmu kata-kata yang paling indah, dia akan selalu sabar ada disampingmu, dan dengan kasihnya, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia." Si kecil bertanya lagi, "Lalu, bagaimana jika aku ingin berbicara padamu, ya Allah?"

Allahpun kembali menjawab, "Malaikatmu itu, akan membimbingmu. Dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkanmu untuk berdoa." Lagi-lagi, si kecil menyelidik, "Namun, aku mendengar, disana, ada banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?

Allahpun menjawab, "Tenang, malaikatmu, akan terus melindungimu, walaupun nyawa yang menjadi taruhannya. Dia, sering akan melupakan kepentinganya sendiri untuk keselamatanmu." Namun, si kecil kini malah sedih, "Ya Allah, tentu aku akan sedih jika tak melihat-Mu lagi.

Allah menjawab lagi, "Malaikatmu, akan selalu mengajarkamu keagungan-Ku, dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat pada-Ku. Dia akan selalu membimbingmu untuk selalu mengingat-Ku. Walau begitu, Aku akan selalu ada disisimu."

Hening. Kedamaianpun tetap menerpa surga. Namun, suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup. "Ya Allah, aku akan pergi sekarang, tolong, sebutkan nama malaikat yangakan melindungiku...."

Allahpun kembali menjawab. "Nama malaikatmu tak begitu penting. Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: Ibu..."

IBU YANG BAEK

Ibu mengajarkan tentang agama:

"Sebaiknya kamu berdoa mudah-mudahan ayahmu tidak marah kalau tahu."

Ibu mengajarkan untuk menerima:

"Lihat saja nanti, kamu akan menerima akibatnya."

Ibu mengajarkan logika:

"Jangan naik pohon tinggi-tinggi, nanti kalau jatuh dan kakimu patah, kamu nggak bisa ikut Mama jalan-jalan ke mal."

Ibu mengajarkan tentang kecelakaan:

"Ya ampunnn, kamarmu seperti kapal pecah!"

Ibu mengajarkan tentang kesehatan:

"Kalau kamu menjuling-julingkan matamu seperti itu, nanti kamu jadi juling beneran lho."

Ibu mengajarkan genetika:

"Kamu persis seperti ayahmu!"

Ibu mengajarkan proses pendewasaan seseorang:

"Ayo makan sayurnya biar cepet gede."

Ibu mengajarkan tentang keadilan:

"Nanti kalau kamu sudah besar, menikah dan punya anak, mudah-mudahan anakmu persis seperti kamu agar kamu tahu bagaimana rasanya...."

Ibu mengajarkan empati:

"Jutaan anak-anak menderita kelaparan di dunia ini, jadi kamu harus bersyukur tidak kekurangan apa-apa. Ayo minum susunya!"

MENIKMATI KEBOSANAN

Ini sebuah cerita ringan tentang kebosanan. Seorang tua yang bijak ditanya oleh tamunya. Tamu: "Sebenarnya apa itu perasaan 'bosan', pak tua?"

Pak Tua: "Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan,mendambakan sesuatu yang baru, dan menginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu."

Tamu: "Kenapa kita merasa bosan?"

Pak Tua: "Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki."

Kamu: "Bagaimana menghilangkan kebosanan?"

Pak Tua: "Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun akan terbebas darinya."

Tamu: "Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?"

Pak Tua: "Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu tidak pernah bosan makan nasi yang sama rasanya setiap hari?"

Tamu: "Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak Tua."

Pak Tua: "Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan pun akan hilang."

Tamu: "Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?"

Pak Tua: "Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis sambil duduk, cobalahmenulis sambil jongkok atau berbaring. Kalau biasanya membaca di kursi, cobalah membaca sambil

berjalan-jalan atau meloncat-loncat. Kalau biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan tangan kiri atau dengan kaki kalau bisa. Dan seterusnya." Lalu Tamu itu pun pergi.

Beberapa hari kemudian Tamu itu mengunjungi Pak Tua lagi.

Tamu: "Pak tua, saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa saya masih merasa bosan juga?"

Pak Tua: "Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan."

Tamu: "Contohnya?"

Pak Tua: "Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu."

Lalu Tamu itu pun pergi.

Beberapa minggu kemudian, Tamu itu datang lagi ke rumah Pak Tua.

Tamu: "Pak tua, saya melakukan apa yang Anda sarankan.

Di setiap waktu senggang saya bermain sepuas-puasnya semua permainan anak-anak yang saya senangi dulu. Dan keajaiban pun terjadi. Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun di saat saya melakukan hal-hal yang dulu pernah saya anggap membosankan. Kenapa bisa demikian, Pak Tua?"

Sambil tersenyum Pak Tua berkata: "Karena segala Sesuatu sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri, anakku. Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmuyang berpikir tentang kebosanan. Saya menyuruhmu bermain seperti anak kecil agar pikiranmu menjadi ceria. Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena pikiranmu tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan. Segala sesuatu berasal pikiran. Berpikir bosan menyebabkan kau bosan. Berpikir ceria menjadikan kamu ceria."

AYAM DAN SAPI

"Kenapa sih", kata seorang kaya pada pelayannya, "orang-orang mengataiku pelit. Padahal semua orang kan tahu kalau aku wafat nanti, aku akan memberikan semua yang aku punya pada yayasan social dan panti asuhan?" "Akan saya ceritakan fabel tentang ayam dan sapi," jawab pelayannya. "Sapi begitu populer, sedangkan sang ayam tidak sama sekali. Hal ini sangat mengherankan sang ayam. 'Orang-orang berkata begitu manis tentang kelemahlembutan dan matamu yang begitu memancarkan Penderitaan', kata ayam pada sapi. 'Mereka mengira kamu begitu murah hati, karena tiap hari kamu memberi mereka krim dan susu. Tapi bagaimana dengan aku? Aku memberikan semua yang aku punya. Aku memberikan daging ayam. Aku memberikan bulu-buluku. Bahkan mereka memasak dan membuat sup dengan kakiku untuk kaldu. Tidak ada yang seperti itu. Kenapa sih kok bisa begitu ?'"

"Apakah anda tahu apa jawaban sang sapi?", kata pelayan.

"Sang sapi berkata, 'Mungkin karena aku memberikannya sewaktu aku masih hidup.'"

KETIKA KITA HARUS MEMILIH

Alkisah seorang raja yang kaya raya dan sangat baik, ia mempunyai banyak sekali emas dan kuningan, karena terlalu banyak sehingga antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu. Suatu hari raja yang baik hati ini memberikan hadiah emas kepada seluruh rakyatnya, dia membuka gudangnya lalu mempersilakan rakyatnya mengambil kepingan emas terserah mereka.

Karena antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu sehingga sulit sekali di bedakan, mana yang emas dan mana yang kuningan, lalu mana yang emasnya 24 karat dan mana yang emasnya hanya 1 karat, namun ada peraturan dari sang raja, yaitu apabila mereka sudah memilih dan mengambil satu dari emas itu, mereka tidak boleh mengembalikannya lagi.

Tetapi raja menjanjikan bagi mereka yang mendapat emas hanya 1 karat atau mereka yang mendapatkan kuningan, mereka dapat bekerja dikebun raja dan merawat pemberian raja itu dengan baik, maka raja akan menambah dan memberikan kadar karat itu sedikit demi sedikit. Mendengar itu bersukacitalah rakyatnya, sambil mengelu-elukan rajanya. Mereka datang dari penjuru tempat, dan satu persatu dari mereka dengan berhati-hati mengamat-amati benda-benda itu, waktu yang diberikan kepada mereka semua ialah satu setengah hari, dengan perhitungan setengah hari untuk memilih, setengah hari untuk merenungkan, dan setengah hari lagi untuk memutuskan.

Para prajurit selalu siaga menjaga keamanan pemilihan emas tersebut, karena tidak jarang terjadi perebutan emas yang sama diantara mereka. Selama proses pemilihan berlangsung, seorang prajurit mencoba bertanya kepada salah seorang rakyatnya, "apa yang kau amat-amati, sehingga satu setengah hari kau habiskan waktumu disini?", jawab orang itu "tentu saja aku harus berhati-hati, aku harus mendapatkan emas 24 karat itu", lalu tanya prajurit itu lagi "seandainya emas 24 karat itu tidak pernah ada, atau hanya ada satu diantara setumpuk emas ini, apakah engkau masih saja mencarinya?, sedangkan waktumu sangat terbatas", jawab orang itu lagi "tentu saja tidak, aku akan mengambil emas terakhir yang ada di tanganku begitu waktuku habis".

Lalu prajurit itu berkeliling dan ia menjumpai seorang yang tampan, melihat perangainya ia adalah seorang kaya, bertanyalah prajurit itu kepadanya "hai orang kaya apa yang kau cari disini, bukankah engkau sudah lebih dari cukup?" ,jawab orang kaya itu "bagiku hidup adalah uang, kalau aku bisa mengambil emas ini, tentu saja itu berarti menambah keuntunganku".

Kemudian prajurit itu kembali mengawasi satu persatu dari mereka, maka tampak olehnya seseorang, yang sejak satu hari ia selalu menggenggam kepingan emasnya, lalu dihampirinya orang itu "mengapa engkau diam di sini?, tidakkah engkau memilih emas-emas itu? atau tekadmu sudah bulat untuk mengambil emas itu?",mendengar perkataan prajurit itu, orang ini hanya diam saja, maka prajurit itu bertanya lagi "atau engkau yakin bahwa itulah emas 24 karat, sehingga engkau tidak lagi berusaha mencari yang lain?", orang itu masih terdiam, prajurit itu semakin penasaran, lalu ia lebih mendekat lagi "tidakkah engkau mendengar pertanyaanku?",

Sambil menatap prajurit, orang itu menjawab "tuan saya ini orang miskin, saya tidak pernah tahu mana yang emas dan mana yang kuningan, tetapi hati saya memilih emas ini, sayapun tidak tahu, berapa kadar emas ini, atau jika ternyata emas ini hanya kuninganpun saya juga tidak tahu", "lalu mengapa engkau tidak mencoba bertanya kepada mereka, atau kepadaku kalau engkau tidak tahu" tanya prajutit itu lagi. "Tuan emas dan kuningan ini milik raja, jadi menurut saya hanya raja yang tahu, mana yang emas dan mana yang kuningan, mana yang 1 karat dan mana yang 24 karat. Tapi satu hal yang saya percaya janji raja untuk mengubah kuningan menjadi emas itu yang lebih penting" jawabnya lugu. Prajurit ini semakin penasaran "mengapa bisa begitu?", "bagi saya berapapun kadar karat emas ini cukup buat saya,karena kalau saya bekerja, saya membutuhkan waktu bertahun-tahun menabung untuk membeli emas tuan" prajurit tampak tercengang mendengar jawaban dari orang ini, lalu ia melanjutkan perkataannya "lagi pula tuan, peraturannya saya tidak boleh menukar emas yang sudah saya ambil", "tidakkah engkau mengambil emas-emas yang lain dan menukarkannya sekarang, selagi masih ada waktu?" tanya prajurit lagi,"saya sudah menggunakan waktu itu, kini waktu setengah hari terakhir saya, inilah saatnya saya mengambil keputusan, jika saya gantikan emas ini dengan yang lain, belum tentu saya mendapat yang lebih baik dari punya saya ini, saya memutuskan untuk mengabdi pada raja dan merawat milik saya ini, untuk menjadikannya emas yang murni".

Tak lama lagi lonceng istana berbunyi,tanda berakhir sudah kegiatan mereka. Lalu raja keluar dan berdiri di tempat yang tinggi sambil berkata "wahai rakyatku yang kukasihi, semua emas yang kau genggam itu adalah hadiah yang telah kuberikan, sesuai dengan perjanjian, tidak seorangpun diperbolehkan menukar ataupun menyia-nyiakan hadiah itu, jika didapati hal di atas maka orang itu akan mendapat hukuman karena ia tidak menghargai raja" kata-kata aja itu disambut hangat oleh rakyatnya. Lalu sekali lagi di hadapan rakyatnya raja ingin memberitahu tentang satu hal "dan ketahuilah, bahwa sebenarnya tidak ada emas 24 karat itu, hal ini dimaksudkan bahwa kalian semua harus mengabdi kepada kerajaan, dan hanya akulah yang dapat menambah jumlah karat itu, karena akulah yang memilikinya. Selama satu setengah hari, setengah hari yang kedua yaitu saat kuberikan waktu kepada kalian semua untuk merenungkan pilihan, kalian kutunggu untuk datang kepadaku menanyakan perihal emas itu, tetapi sayang sekali hanya satu orang yang datang kepadaku untuk menanyakannya". Demikianlah raja yang baik hati dan bijaksana itu mengajar rakyatnya, dan selama bertahun-tahun ia dengan sabar menambah karat satu persatu dari emas rakyatnya.

Dikutip dari :Kumpulan Sharing dan Cerpen Judul Asli : When We Have to Choice

Berharap melalui alkisah di atas kita dapat merefleksi diri dalam mencari pasangan hidup:

1. Bagi yang sedang mencari pasangan alias cari pacar (setengah hari untuk memilih) Memilih memang boleh tapi manusia tidak ada yang sempurna, jangan lupa emas-emas itu milik sang raja, jadi hanya dia yang tahu menahu masalah itu, artinya setiap manusia milik Allah jadi berdoalah untuk berkomunikasi denganNya tentang pasangan Anda.

2. Bagi yang telah memperoleh pasangan tapi belum menikah (setengah hari untuk merenungkan) Mungkin pertama kali Anda mengenal, si dia nampak emas 24 karat,ternyata setelah bertahun-tahun kenal, si dia hanya berkadar 10 karat. Di luar, memang kita dihadapkan dengan banyak pilihan, sama dengan rakyat yang memilih emas tadi, akan tetapi pada saat kita sudah mendapatkannya, belum tentu waktu kita melepaskannya kita mendapat yang lebih baik. Jadi jika dalam tahap ini Anda merasa telah mendapatkan dia, hal yang terbaik dilakukan ialah menilai secara objektiv siapa dia (karena itu keterbukaan dan komunikasi sangat penting dalam menjalin hubungan), dan menyelaraskan hati Anda bersamanya, begitu Anda tahu tentang hal terjelek dalam dirinya sebelum Anda menikah itu lebih baik, dengan demikian Anda tidak merasa shock setelah menikah, tinggal bagaimana Anda menerimanya, Anda mampu menerimanya atau tidak, Anda mengusahakan perubahannya atau tidak, "cinta selalu berjuang", dan jangan anggap tidak pernah ada masalah dalam jalan cinta Anda, justru jika dalam tahap ini Anda tidak pernah mengalami masalah dengan pasangan Anda (tidak pernah bertengkar mungkin) Anda malah harus berhati- hati, karena ini adalah hubungan yang tidak sehat, berarti banyak kepura-puraan yang ditampilkan dalam hubungan Anda, yang terpenting adalah niat baik diantara pasangan, sehingga dengan komitmen dan cinta, segala sesuatu selalu ada jalan keluarnya. Meskipun dalam tahap ini Anda masih punya waktu setengah hari lagi untuk memutuskan, artinya anda masih dapat berganti pilihan, akan tetapi pertimbangkan dengan baik hal ini.

3. Bagi yang telah menikah (setengah hari untuk memutuskan) Dalam tahap ini, siapapun dia berarti anda telah mengambil keputusan untuk memilihnya, jangan berfikir untuk mengambil keuntungan dari pasangan Anda, jika ini terjadi berarti Anda egois, sama halnya dengan orang kaya di atas, dan dengan demikian Anda tidak pernah puas dengan diri pasangan Anda,maka tidak heran banyak terjadi perselingkuhan. Anda tidak boleh merasa menyesal dengan pilihan Anda sendiri,jangan kuatir raja selalu memperhatikan rakyatnya, dan menambah kadar karat pada emasnya. Jadi percayalah kalau Allah pasti akan memperhatikan Anda, dan Dia yang paling berkuasa mengubah setiap orang. Perceraian bukanlah solusi, sampai kapankita harus menikah lalu bercerai, menikah lagi dan bercerai lagi???, ingatlah si dia adalah hadiah, siapapun dia terimalah dia karena sekali lagi itulah pilihan Anda, ingat ini adalah setengah hari terakhir yaitu waktu untuk memutuskan, setelah itu Anda tidak boleh menukar atau meyia-nyiakan emas Anda, jadi peliharalah pasangan Anda sebagaimana hadiah terindah yang telah Allah berikan. Dan apapun yang terjadi dengan pasangan Anda komunikasikanlah dengan Allah, karena Dia yang memiliki hati setiap manusia.